Jumat, 11 Mei 2012
-The Journey of Mine-
Ini salah satu kado terindah dari orang yanng paling indah juga. Kado ulang tahunku yang ke 18. Makasih tetehku, LOVE YOU
-The Journey of Mine-
18 Februari 2012
Oleh Ek Rkwt
Kawan.....dengarkah engkau denting suara yang nyaring itu...???
Menggema di hati, menggetarkan kalbu serta nurani.
Kawan.....tahukah apa itu gerangan...???
Itu tanda kelahiranku kawan....!!!
Aaakkkhhh...betapa banyak bibir tersenyum menyambut kehadiranku.
Aku yang semula hanya seonggok daging yang menggantung nyawa pada seutas tali pusar. Namun lihatlah kawan, kini aku nyata...sama seperti kalian....
Kawan.....mengapa seketika aku menjadi resah...???
Aku takut kawan...kini aku merangkak di persimpangan.
Aku enggan menoleh ke belakang. Di sana hanya ada gelap dan ruang sempit berplasenta.
Aku ragu menoleh ke sisi kiriku—sama gelap. Aku tak tahu apa yang menungguku di sana.
Dalam kebimbanganku aku menerka apa yang tampak di lajur di sisi
kananku. Bagaimana jikalau jurang kematian ada di sana...???
Tidak...!!! Aku tidak mau...!!!
Bukan aku takut atau tak mau mati, tapi aku hanya tak mau nyawaku direnggut sebelum aku mampu membahagiakan orang-orang di sekelilingku....
Hei kawan lihatlah...!!!
Ada cahaya di depan sana.
Apakah itu berarti aku harus berjalan lurus ke depan...???
Diiringi ragu satu melangkah, hanya satu langkah kecil saja. Aku baik-baik saja, bahkan bibir mungilku kini dapat menciptakan suara-suara.
Ma...ma.... terbata-bata namun pasti.
Papa.... terucap lantang di tahun kedua ku.
Hop...hop...lagi aku terus melangkah...berlari kecil sekali-sekali.
Hei tunggu dulu....siapa mereka...???
Mereka sebaya denganku, bahkan baju kami pun serupa—putih merah.
Ternyata mereka baik kawan. Mereka membuatku tertawa. Mereka membuatku gembira. Mereka
membuatku selalu ceria.
Lantas....
Waktu jahat kawan.
Waktu tak memperbolehkan aku terus berkutat dengan putih merah ku...
Wajah cemberut tak terelakan tatkala putihku kini berteman dengan biru...merah terpaksa kutanggalkan.
Tak lama.....
Senyum aku saput kembali....
Ternyata putih biru lebih berwarna.
Aku diperkenalkan pada rasa tak biasa yang luar biasa. Rasa malu-malu terpaku ketika melihat lawan jenis yang memikat hatiku.
Kawan, kau pasti pernah dengar apa itu cinta bukan...???
Ya...aku memilikinya sekarang. Meski hanya dalam hati.
Aaaarrrgghh...lagi-lagi waktu terus memaksaku bergerak...turut serta dalam perputarannya.
Iiikkkhh...apa ini...???!!!....kali ini teman putihku pucat sekali...tak secerah merah apalagi biru. Kata mereka ini disebut abu-abu.
Aku tak suka abu-abu ini...!!!
Aku ingin kembali kesana, ke masa putih biruku, cintaku tertinggal di sana kawan.
Aku merengut sesaat.
Tapi tahukah kawan apa yang terjadi sebentar kemudian...???
Cinta itu datang kembali dengan bentuk yang berbeda. Bukan hanya sekedar rasa malu-malu, namun juga raga yangbertautmenjadi satu.
Cinta itu kini tersampaikan kawan....
Aku bukan lagi anak ingusan yang masih takut akan rasa tak biasa itu.
Bahkan kini aku berani meneteskan airmata karenanya. Terkadang hatiku pun terasa sakit dibuatnya. Tak apa bagiku,akumasih bisa tersenyum. Aku punya mereka, teman-teman yang
berbalut pakaian yang sama. Entah laki-laki atau perempuan...mereka yang mengenalkan diri mereka dengan
nama ‘sahabat’.
Ternyata aku baru tahu kawan...putih abu-abu itu lebih bermakna.
Akh kawan....pernahkah kau memohon waktu agar sejenak saja berhenti...???
Ternyata waktu egois ya kawan...tak pernah mengabulkan permintaan kita walau hanya untuk sepersekian detik saja. Ia terus saja berlari, meski kita lelah untuk terus berlari bersamanya.
Kini, masa putih abu-abuku tinggal sebentar lagi kawan.....apa yang harus aku lakukan...???
Hari ini aku kembali mendengar denting itu. Denting yang sama ketika aku lahir dulu.
Aku menghitungnya...
Denting itu berhenti dihitunganku yang ke-18 .
Sudah sejauh itukah aku melangkah kawan...???
Ternyata sudah banyak yang aku dapat tanpa aku sadari selama ini. Tak habis rasa syukurku kali ini.
Namun resah itu kembali menderaku.
Kali ini aku kembali berada di persimpangan. Persimpangan yang bukan hanya bercabang empat.
Persimpangan itu kali ini semakin rumit saja kawan...
Tak jarang aku menitikan airmata karena rasa takut akan persimpangan itu.
Tapi lantas aku berpikir...bukankah hidup itu terus berjalan...??? Bukankah hidup itu pilihan..??? Bukankah rasa takut itu pertanda bahwa aku masih memiliki rasa...???
Pada akhirnya aku yakin...lajur manapun yang aku pilih, semuanya akan menjadi baik-baik saja selama aku memiki Tuhan, selama aku memiliki mereka—keluargaku—teman- temanku...
Mereka yang menyayangiku tanpa pamrih. Dan aku....aku lebih menyayangi mereka lebih dari sekedar tulus.
Sepertinya kini, didentingku yang ke- 18 aku baru saja tersadar, tak peduli apapun yang mengahadang di depankunanti,pada akhirnya aku akan tersenyum kawan. Tersenyum menatap masa depanku, kebahagianku seutuhnya. Kebahagian dan masa depan yang pada akhirnya tak akan lekang oleh waktu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dalam cerita ini... : Anjani Kusuma
yang hari ini sedang merayakan hari
jadinya yang ke- 18 tahun.,
Semoga panjang umur, sukses dan
sehat selalu.
Amien.,-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
My Blog List
Diberdayakan oleh Blogger.

0 komentar:
Posting Komentar