Rabu, 08 Juni 2011

Special Story (Sequel Dream)

Special Story

Angin malam ini terasa begitu dingin, tapi entah mengapa dapat memberikan kesejukan. Kini aku duduk di teras rumahku, memandangi bintang yang bertabur indah menemani bulan, berbagi cerita. Aku mendesah pelan, ketika tanpa sengaja ingatan tentang hari itu berputar di kepalaku, memenuhi pikiranku. Hari dimana kami dipertemukan kembali oleh waktu, setelah sekian lama.
-₪-
Entah mengapa malam itu aku bersemangat saat ibu mengajakku ke rumah nenek yang kebetulan bersebelahan dengan rumah tanteku. Entahlah, aku merasa ada sesuatu yang besar akan terjadi hari ini. Tidak sampai 30 menit kami telah sampai. Saat memasuki pekarangan, aku melihat sebuah vespa kuning yang telah di modifikasi sedemikian rupa. Sepertinya aku sudah tidak asing lagi dengan kendaraan lawas itu. Saat aku melihat ke teras rumah tante, aku melihat sesosok lelaki berjamper abu-abu dengan tutup kepalanya yang ia kenakan.
‘Siapa ya?’ batinku penasaran. Tapi sepertinya rasa penasaranku itu harus ku tunda sejenak saat ibu mengajakku masuk ke rumah nenek terlebih dahulu. Saat aku asik memberi salam sambil sedikit berbincang dengan anggota keluargaku yang kebetulan malam itu semua sedang berkumpul, kakak sepupuku, anak tanteku yang katanya baru pulang dan masih mengenakan seragam pramuka mendatangiku, mengajakku ke teras rumah nenekku itu.
“Kenapa kak?”
“Itu, kamu ditunggu!”
“Hah? Ditunggu? Siapa?”
“Alvin.”
“What? Kak Alvin?” teriakku dalam hati. Alvin, kakak sepupuku yang juga merupakan cinta pertamaku. “Kok…” sebelum aku menyelesaikan kalimatku kakakku sudah menarikku ke teras rumahnya.
Lelaki berjemper abu-abu tadi menoleh saat kami mendatanginya. Dia melepas tutup kepalanya. Ku perhatikan wajahnya dalam-dalam. Dia tersenyum, senyum lembut yang selalu membawa kesejukan. Wajah tirus tapi memancarkan ketangguhan, hidung yang bisa dibilang lumayan mancung, bibir tipis yang selalu merekahkan senyum, semuanya masih sama seperti dulu.
“Hai..” sapanya
“Hai, udah lama?”
“Lumayan sih, nunggu kamu lama banget!” jawabnya yang sukses membuat pipiku memerah.
“Eh, kalian ngobrol duluan deh! Aku mau mandi.” Sela kakakku sambil mendorongku untuk duduk di kursi samping kak Davin duduk. Kesunyian tercipta diantara kami, sesekali aku melirik ke arahnya, dan tidak jarang pandangan kami bertemu. Tetapi hanya senyum kecil yang saling kami keluarkan.

“Kok diam?” Kak Alvin membuka pembicaraan
“Bingung!”
“Pegangan, atau balik aja bajunya.” Aku tertawa kecil mendengar ucapannya ini
“Apaan sih! Eh, kak tumben kesini?”
“Pengen ketemu kamu, udah lama nggak ketemu sih! Tapi aku Cuma bisa sebentar di sini.”
“Loh kok gitu?” kataku sambil sedikit menunduk menyembunyikan rona merah di pipiku
“Ada latihan basket.”
“Oh..”
Selanjutnya hanya permasalahan-permasalahan ringan yang kami bicarakan. Sambil sesekali diiringi ringtone hp, karena memang saat itu aku dan dia memang sedang senam jari. Aku yang saat itu sedang curhat nggak jelas bersama sahabatku Rizky Putri, dan dia entahlah dengan siapa aku tidak begitu mempermasalahkan hal itu. Keadaan ini berlangsung sampai kakakku datang mengagetkan kami dengan rambut basah yang masih berusaha dia keringkan dengan anduk. Dan tidak lama setelah itu kak Davin pamit pulang dengan alasan teman-temannya sudah menunggunya.
-₪-
Dan sekarang di sinilah aku, duduk sendirian di teras rumah sambil memperhatikan langit malam yang dihiasi bintang. Tenggelam dalam pemikiran-pemikiran randomku, sambil sesekali melakukan sedikit senam jari, membalas beberapa sms yang masuk ke HP ku. Sampai ayahku memanggilku dan menyuruhku untuk tidur.

0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Diberdayakan oleh Blogger.

 

Design by Amanda @ Blogger Buster